Kamis, 25 Oktober 2012

Berita Dukacita

Telah di panggil pulang oleh Bapa di Sorga, Ayahanda dari Bapak Andy Agus Gunawan, S.Psi, S.E pada hari Kamis, 25 Oktober 2012.

Kami Segenap keluarga besar SMAK 3 Character Building Bandung, turut berbelasungkawa atas meninggalnya Ayahanda dari Bapak Andy Agus. 

Semoga Tuhan Yesus memberikan kekuatan kepada keluarga yang ditinggalkan. 

Amin

Selasa, 04 September 2012

Kisah burung pipit dan burung pelatuk


Dahulu kala burung pipit dan burung pelatuk adalah manusia. Mereka adalah bersaudara kakak-adik. Keduanya adalah perempuan. Burung pipit adalah adik perempuan dari burung pelatuk.

Pada suatu ketika Pelatuk dan Pipit di panggil untuk menghadap sang majikan tempat mereka bekerja. “Pelatuk dan Pipit, karena selama ini kalian sangat rajin bekerja, maka aku menghadiahkan benang sutera ini pada kalian, Tenunlah hingga menjadi sebuah kimono indah yang kalian suka!” kata sang majikan sambil menyerahkan dua buah gulungan benang sutera putih yang sangat indah. Akhirnya kedua kakak beradik tersebut memulai pekerjaannya untuk menenun kain kimono yang paling indah.

Namun, di tengah-tengah pekerjaan tersebut, tiba-tiba datanglah sebuah kabar dari ayah mereka yang tinggal di desa. Ayah mereka sedang sakit keras dan meminta kedua anaknya untuk segera pulang. Betapa sedih hati Pipit. Ia segera merampungkan tenunannya malam itu juga karena harus segera pulang ke desa keesokan harinya. Namun kakaknya tidak begitu menghiraukan kabar dari sang ayah. Ia memilih menyelesaikan kain tenunnya itu hingga tuntas. Sedangkan Pipit, karena ia tidak punya banyak waktu untuk menyelesaikan tenunannya, maka Ia hanya bisa membuat sebuah kain kimono putih tanpa hiasan apapun. Setelah berpamitan kepada sang majikan ia pulang ke desa. Desa tempat tinggal sang ayah sangat jauh. Pipit harus berjalan kaki berhari-hari melintasi lembah dan gunung. Dalam terik sinar matahari dan turunnya hujan yang lebat. Akhirnya dengan kimono yang lusuh sampai di rumah. Ia masih sempat bertemu sang ayah dan merawatnya sebentar. Namun setelah itu ayahnya meninggal. Pipit sangat sedih dan menangis tak henti-hentinya.

Beberapa hari kemudian ternyata sang kakek pun pulang juga. Sang kakak tak henti-hentinya menyombongkan kain kimono hasil tenunannya yang berwarna sangat indah. Ia tidak begitu sedih atas kematian sang ayah. Akhirnya sang adik pun menghantarkan kakaknya untuk mengunjungi makam sang ayah. Baik sang adik maupun sang kakak, masing-masing mempersembahkan setangkai bunga yang ditancapkan oleh sang kakak mendadak layu dan akhirnya mati. Dan kemudian muncul sebuah suara dari langit.


“Wahai Pelatuk, karena selama ini engkau hanya mementingkan kimono yang indah daripada ayahmu yang sedang sakit keras, maka mulai sekarang engkau hanya akan bisa makan serangga seumur hidupmu. Sedangkan engkau Pipit, Karena engkau tidak mementingkan kimono dan memilih merawat sang ayah,maka seumur hidupmu engkau boleh makan biji-bijian atau apapun yang engkau suka!” bunyi suara itu.


Sejak saat itu mereka pun berubah menjadi seekor burung. Burung pelatuk memang mempunyai warna bulu yang bagus tetapi ia hanya bisa makan serangga. Sedangkan burung Pipit walaupun mempunyai bulu yang tidak begitu indah, ia bisa memakan apa saja yang ia suka.

Catatan:
Cerita ini berjudul asli Susume to Kitsutsuki (Burung Pipit dan Burung Pelatuk) berasal dari Prefektur Aomori. Nilai-nilai moral yang bisa diambil dari cerita diatas antara lain adalah ketulusan hati dan tidak mementingkan diri sendiri akan mendapatkan imbalan yang pantas, sebaliknya kesombongan dan sifat mementingkan diri sendiri akan menimbulkan berbagai kesulitan di kemudian hari.

Jumat, 01 Juni 2012

Berhenti dan Dengarkan

Ini sangatlah luar biasa. Mohon luangkan waktu Anda sejenak untuk membaca:

Seorang pria duduk di stasiun di Washington DC dan mulai bermain biola. Saat itu pagi Januari yang dingin. Dia memainkan 6 lagu Bach selama kurang lebih 45 menit. Di waktu tersebut, karena pada jam sibuk, di perkirakan ada sekitar 1,100 orang melewat stasiun tersebut, banyak diantara mereka dalam perjalanan kerja.

Tiga menit berlalu, dan ada seorang pria tua memperhatikan bahwa ada seorang musisi bermain. Dia memperlambat kecepatannya, dan berhenti beberapa detik, dan kemudian dengan segera tergesa-gesa untuk menemui jadwalnya.

Semenit kemudian, pemain biola itu menerima tips 1 dollar pertamanya: seorang wanita melemparkan uang tersebut tanpa berhenti dan melanjutkan berjalan.

Beberapa menit kemudian, seseorang bersandar di dinding untuk mendengarkannya, tetapi pria tersebut melihat jamnya dan mulai berjalan lagi. Jelas bahwa dia terlambat untuk kerja.

Seseorang yang memperhatikan dengan sangat adalah seorang bocah berumur 3 tahun. Ibunya membawanya serta, terburu-buru tetapi anak tersebut berhenti untuk melihat sang pemain biola. Akhirnya, ibunya mendorong dengan kuat, dan anak tersebut kembali berjalan, sambil membalikkan kepalanya. Aksi ini terulang oleh beberapa anak lainnya. Setiap orang tua, tanpa terkecuali, memaksa mereka untuk lanjut berjalan.

Dalam 45 menit musisi itu bermain, hanya 6 orang yang berhenti dan berdiam diri untuk sesaat. Sekitar 20 orang memberikannya uang, tetapi lanjut berjalan dalam kecepatan normal mereka. Dia mengumpulkan $32. Ketika dia selesai bermain dan keheningan muncul, tidak ada seorang pun memperhatikannya. Tidak ada seorangpun yang bertepuk tangan atau ada penghargaan apapun.

Tidak ada seseorangpun yang mengetahuinya, bahwa sang pemain biola adalah Joshua Bell, salah seorang musisi paling bertalenta di dunia. Ia baru saja memainkan salah satu musik terumit yang pernah dituliskan, dalam sebuah biola seharga 3.5 juta dollar.

Dua hari sebelum permainannya di kereta api bawah tanah, Joshua Bell bermain dalam sebuah teater di Boston dengan tiket yang sold-out dengan harga rata-rata $100.

Ini adalah cerita nyata. Joshua Bell menyamar untuk bermain di stasiun dan acara tersebut diatur oleh Washington Post sebagai bagian dari eksperimen sosial tentang persepsi, rasa dan prioritas dari orang-orang. Bahan percobaannya adalah: dalam sebuah lingkungan yang umum pada waktu yang tidak tepat: Apakah kita menghargai sebuah keindahan? Apakah kita akan berhenti untuk menghargainya? Apakah kita akan mengenal talenta tersebut dalam konteks yang tidak terduga?

Salah satu kesimpulan yang mungkin bisa diambil dari percobaan ini adalah:

Jikalau kita tidak memiliki waktu untuk berhenti dan mendengarkan salah seorang musisi terbaik di dunia memainkan musik terbaik yang pernah ditulis, berapa banyak hal lainnya yang kita telah kehilangan?

Berhentilah sejenak dan dengarkan.

Sering kali kita bergerak terlalu cepat dan terburu-buru sehingga kita kehilangan begitu banyak hal berharga di dalam hidup kita.

Jikalau Anda suka kejadian nyata ini dan menginspirasi Anda, share kepada teman-teman Anda agar menjadi inspirasi dan pengingat bagi mereka juga.

Selasa, 15 Mei 2012

Hasil seleksi I Mentor & Panitia MPLS SMAK 3 BPK PENABUR BANDUNG 2012.

Berikut ini adalah daftar nama pendaftar yang lolos seleksi I Mentor & Panitia MPLS SMAK 3 2012.

  1. Aldrich Christopher Kassa (XIA)
  2. Anastasia (XA)
  3. Andrea Ursula (XA)
  4. Aretti (XC)
  5. Bernadette Febriani Sutanto (XIC)
  6. Christine Kurniawan (XIA)
  7. Cynthia Wijaya (XIC)
  8. Felix (XIA)
  9. Feroline (XIB)
  10. Fransiska Aprilia (XIC)
  11. Hans Gustav (XA)
  12. Hendrik Pratama (XIA)
  13. Irena (XIC)
  14. Ivena Larissa (XA)
  15. Jessica Devina (XIB)
  16. Lidya Claudia (XIA)
  17. Monica Elizabeth (XIA)
  18. Reynaldi (XA)
  19. Rowi James (XIA)
  20. Stefani (XIC)

Nama - nama  yang lolos seleksi ini diwajibkan tanpa terkecuali untuk mengikuti seleksi II (Interview) pada Rabu, 6 Juni 2012. Persiapkan diri anda untuk mengikuti Uji Kreatifitas di R. Seni Rupa.

Bagi calon pendaftar yang belum lolos seleksi, kami sampaikan terimakasih atas partisipasinya dan kami berharap dapat bertemu di event lain untuk menyumbangkan segenap potensi anda bagi sekolah tecinta, SMAK 3 BPK PENABUR.

Senin, 07 Mei 2012

Wortel, Telur dan Kopi

Seorang anak mengeluh pada ayahnya tentang hidupnya yang sulit. Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa dan ingin menyerah saja. Ia lelah berjuang. Setiap saat satu persoalan terpecahkan, persoalan yang lain muncul. Ayahnya, seorang juru masak, tersenyum dan membawa anak perempuannya ke dapur. 

Ia lalu mengambil tiga buah panci, mengisinya masing-masing dengan air dan meletakkannya pada kompor yang menyala. Beberapa saat kemudian air dalam panci-panci itu mendidih. Pada panci pertama, ia memasukkan wortel. Lalu, pada panci kedua ia memasukkan telur. Dan, pada panci ketiga ia memasukkan beberapa biji kopi tumbuk.Ia membiarkan masing-masing mendidih. 

Selama itu ia terdiam seribu basa. Sang anak menggereget gigi, tak sabar menunggu dan heran dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya. Dua puluh menit kemudian, sang ayah mematikan api. Lalu menyiduk wortel dari dalam panci dan meletakkanya pada sebuah piring. Kemudian ia mengambil telur dan meletakkanya pada piring yang sama. Terakhir ia menyaring kopi yang diletakkan pada piring itu juga. 

Ia lalu menoleh pada anaknya dan bertanya, "Apa yang kau lihat, nak?" "Wortel, telur, dan kopi, " jawab sang anak. Ia membimbing anaknya mendekat dan memintanya untuk memegang wortel. Anak itu melakukan apa yang diminta dan mengatakan bahwa wortel itu terasa lunak. Kemudian sang ayah meminta anaknya memecah telur. Setelah telur itu dipecah dan dikupas, sang anak mengatakan bahwa telur rebus itu kini terasa keras. Sang anak tersenyum saat mencicipi aroma kopi yang sedap itu. "Apa maksud semua ini, ayah?" tanya sang anak. 
 
Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda tadi telah mengalami hal yang sama, yaitu direbus dalam air mendidih, tetapi selepas perebusan itu mereka berubah menjadi sesuatu yang berbeda-beda. Wortel yang semula kuat dan keras, setelah direbus dalam air mendidih, berubah menjadi lunak dan lemah. 
 
Sedangkan telur, sebaliknya, yang semula mudah pecah, kini setelah direbus menjadi keras dan kokoh. Sedangkan biji kopi tumbuk berubah menjadi sangat unik. Biji kopi, setelah direbus, malah mengubah air yang merebusnya itu. 

"Maka, yang manakah dirimu?" tanya sang ayah pada anaknya. "Di saat kesulitan menghadang langkahmu, perubahan apa yang terjadi pada dirimu? 
Apakah kau menjadi sebatang wortel, sebutir telur atau biji kopi?"

Selasa, 01 Mei 2012

Job Desk / Pengertian tugas dari Divisi - Divisi MPLS


DIVISI ACARA

  •  Bertanggung jawab atas perencanaan dan kelancaran jalannya acara

DIVISI EXPLORE

  • Bertanggung jawab atas persiapan (Survey) explore
  • Bertanggung jawab atas pelaksanaan explore
  • Bertanggung jawab atas penyediaan perlengkapan explore

Prosedur Penerimaan Panitia MPLS 2012 - 2013


JADWAL KEGIATAN 
  • Pengambilan Formulir Lamaran ( 01 - 04 Mei 2012 )
  • Pengembalian Formulir
    ( 04 Mei 2012 ; Paling lambat pukul 15.00 WIB di Tata Usaha)
  • Penggumuman Hasil Seleksi Tahap 1 ( 15 Mei 2012 )
  • Seleksi Tahap 2 ( 07 Juni 2012 )
  • Penggumuman Hasil Seleksi Tahap 2 ( 11 Juni 2012 )
  • Leaders Camp / Seleksi akhir
    ( Senin - Selasa, 18 - 19 Juni 2012 )

KRITERIA PENILAIAN PEMILIHAN PANITIA

1. Catatan Tertulis (Absensi, Catatan di Piket, Nilai)
2. Kemampuan (Skill)
3. Kreatifitas dan Keluwesan
4. Pengalaman Ber-organisasi
5. Motivasi 
6. Kerjasama Tim